ARTI DAN DEFINISI
Rapaport
mengungkapkan bahwa arsitektur bermula sebagai tempat bernaung. Oleh
karena itu banyak anggapan di masyarakat bahwa arsitektur adalah sesuatu
yang berhubungan dengan bangunan sebagai tempat tinggal.
Pada
awalnya arsitektur lebih terkait kepada bangunan, terutama bangunan
untuk tempat tinggal yang masih banyak dipengaruhi oleh adat, sehingga
pembuatannya banyak memasukkan unsur adat. Kemudian dengan semakin
majunya zaman, maka hasil karya arsitektur semakin bermacam-macam
bentuknya.
Berdasarkan kamus, kata arsitektur (architecture), berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi = kepala, dan techton = tukang, maka architecture
adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan sebagai
suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung
keindahan.
Menurut O’Gorman arsitektur merupakan suatu wujud seni, yaitu arsitektur menggunakan seni sebagai sesuatu yang penting untuk digunakan sebagai interior.
Menurut O’Gorman arsitektur merupakan suatu wujud seni, yaitu arsitektur menggunakan seni sebagai sesuatu yang penting untuk digunakan sebagai interior.
Moore
and Allen menjelaskan bahwa manusia hidup dalam ruang yang tidak
terbatas. Arsitektur memotong atau membatasi ke-“tidak terbatas”-an ini,
sehingga memberi makna bagi kegiatan manusia yang berlangsung di dalamnya.
ARSITEKTUR DAN KEBUDAYAAN
• Arsitektur menjadi muara manifestasi berbagai nilai budaya yang ada di masyarakat.
• Unsur
yang akan selalu ada dalam proses penciptaan “karya arsitektur” adalah
“keindahan”. Estetika merupkan wujud dari kebudayaan (ide &gagasan)
• Aktifitas
dalam bentuk teknik-teknik tertentu yang sudah terbentuk menjadi
struktur sistem baku dalam dunia arsitektur merupakan wujud ketiga
arsitektur sebagai sebuah kebudayaan atau merupakan wujud tindakan.
• Sebuah
“karya arsitektur” mengkomunikasikan kondisi masyarakat di mana artefak
tersebut berada. Artefak merupakan wujud akhir yang timbul akibat
adanya gagasan dan tindakan dalam suatu kebudayaan, wujud fisik.
• “Karya
arsitektur” sebagai produk arsitektur merupakan wujud fisik yang secara
nyata dapat dilihat, disentuh dan dirasakan kehadirannya dalam
masyarakat. Wujud fisik ini, baik dalam skala bangunan tunggal maupun
sebuah lingkungan buatan, dapat difahami sebagai sebuah artefak.
• Arsitektur à bidang kajian tentang tata ruang.
• Tata ruang à membatasi ruang dalam kehidupan manusia.
• Ruang seolah ‘tanpa batas’, penataan ruang ditujukan untuk membatasi ruang ‘tanpa batas’ tersebut.
• Penataan
ruang dilakukan berdasarkan nilai & perilaku yang dianut oleh
pemakai/pengguna arsitektur, untuk mencapai penataaan ruang sesuai
dengan harapan (bangunan digunakan sebagaimana fungsi/kegunaannya).
• Pembatasan
ruang dilakukan untuk member makna dalam kegiatan manusia di dalamnya.
Contoh: bangunan-bangunan tertentu ditujukan untuk kegiatan-kegiatan
tertentu. Rumah untuk tempat tinggal, gedung olah raga untuk berolah
raga, lapangan sepak-bola untuk bermain sepak bola.
• Demikian
pula batasan wilayah juga disebut pembatasan ruang, sebab
wilayah-wilayah yang ada di sekitar manusia diperuntukkan berdasarkan
kepemilikan dan peruntukan dalam perencanaan pembangunan tata kota.
Misalnya rumah pribadi (private room), taman kota (public space),
batas-batas wilayah kepemilikan tanah yang dapat dikelola secara
peribadi atau milik pemerintah.
• Antropologi
Arsitektur dalam hal ini berperan menganalisis aspek-aspek
sosial-budaya dalam pembangunan-penggunaan sebuah karya arsitektur.
Selama ini Teknik Arsitektur (Arsitektur murni) hanya melihat aspek
fisiknya saja.
• Teknik Arsitektur à teknik/teknologi pembangunan karya arsitektur.
• Antropologi Arsitektur à nilai/symbol/makna estetika
dari karya arsitektur (meening/deep meening dari manusia yang akan
menempati ruang). Antropologi selajutnya memberikan tafsiran yang dapat
dipakai oleh para arsitek dalam membaca perubahan tata ruang.
• Antropologi Arsitektur à berdasarkan pada penilaian estetika dari sebuah ruang/bangunan.
• Analisisnya ditujukan ke masalah-masalah:
1. Konsep-konsep ruang dan kelanjutannya,
2. Perilaku membangun, hunian dan pemukiman, dalam memandang kondisi-kondisi keberadaan manusia
• Arsitktur berfungsi sebagai ‘mitos’ didasarkan oleh:
- Arsitektur sebagai seni, dinilai berdasarkan latar belakang sejarah pemilik/pengguna suatu ruang/bangunan.
- Meskipun sebuah karya arsitektural berdiri kokoh di zaman modern seperti sekarang ini, aspek-aspek sosial-buaya senantiasa terkandung dalam sebuah ruang/bangunan. Dapat dilihat dari nilai/simbol-simbol/makna-makna dan perilaku yang dikembangkan oleh pengguna ruang/bangunan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar